Translate

CLICK at HOME…If it said this blog does not exist.

Saturday, 23 November 2013

Kewalian..jumlah dan pangkat WALI

http://delisufi.blogspot.com/2011/04/wali-allah-tingkatan-jumlah-dan-pangkat.html


WALI ALLAH: TINGKATAN, JUMLAH DAN PANGKAT

1. Al Aqtab berasal dari kata tunggal Al Qutub yang mempunyai erti penghulu. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa Al Aqtab adalah darjat kewalian yang tertinggi. Jumlah wali yang mempunyai darjat tersebut hanya terbatas seorang saja untuk setiap masanya. Seperti Abu Yazid Al Busthami dan Ahmad Ibnu Harun Rasyid Assity. Di antara mereka ada yang mempunyai kedudukan di bidang pemerintahan, meskipun tingkatan taqarrubnya juga mencapai darjat tinggi, seperti para Khulafa?ur Rasyidin, Al Hasan Ibnu Ali, Muawiyah Ibnu Yazid, Umar Ibnu Abdul Aziz dan Al Mutawakkil.

2. Al Aimmah berasal dari kata tunggal imam yang mempunyai erti pemimpin. Setiap masanya hanya ada dua orang saja yang dapat mencapai darjat Al Aimmah. Keistimewaannya, ada di antara mereka yang pandangannya hanya tertumpu ke alam malakut saja, ada pula yang pandangannya hanya tertumpu di alam malaikat saja.

3. Al Autad berasal dari kata tunggal Al Watad yang mempunyai erti pasak. Yang memperoleh darjat Al Autad hanya ada empat orang saja setiap masanya. Kami menjumpai seorang di antara mereka dikota Fez di Morocco. Mereka tinggal di utara, di timur, di barat dan di selatan bumi, mereka bagaikan penjaga di setiap pelusuk bumi.
hanya dengan ilmu dapat mengenal.kalau tidak musuh yang nyata dapat menyamar.

4. Al Abdal berasal dari kata Badal yang mempunyai erti menggantikan. Yang memperoleh darjat Al Abdal itu hanya ada tujuh orang dalam setiap masanya. Setiap wali Abdal ditugaskan oleh Allah swt untuk menjaga suatu wilayah di bumi ini. Dikatakan di bumi ini mempunyai tujuh daerah. Setiap daerah dijaga oleh seorang wali Abdal. Jika wali Abdal itu meninggalkan tempatnya, maka ia akan digantikan oleh yang lain. Ada seorang yang bernama Abdul Majid Bin Salamah pernah bertanya pada seorang wali Abdal yang bernama Muaz Bin Asyrash, amalan apa yang dikerjakannya sampai ia menjadi wali Abdal? Jawab Muaz Bin Asyrash: “Para wali Abdal mendapatkan darjat tersebut dengan empat kebiasaan, yaitu sering lapar, gemar beribadah di malam hari, suka diam dan mengasingkan diri”.

5. An Nuqaba? berasal dari kata tunggal Naqib yang mempunyai erti ketua suatu kaum. Jumlah wali Nuqaba? dalam setiap masanya hanya ada dua belas orang. Wali Nuqaba? itu diberi karamah mengerti sedalam-dalamnya tentang hukum-hukum syariat. Dan mereka juga diberi pengetahuan tentang rahsia yang tersembunyi di hati seseorang. Selanjutnya mereka pun mampu untuk meramal tentang watak dan nasib seorang melalui bekas jejak kaki seseorang yang ada di tanah. Sebenarnya hal ini tidaklah aneh. Kalau ahli jejak dari Mesir mampu mengungkap rahsia seorang setelah melihat bekas jejaknya. Apakah Allah tidak mampu membuka rahsia seseorang kepada seorang waliNya?

6. An Nujaba? berasal dari kata tunggal Najib yang mempunyai erti bangsa yang mulia. Wali Nujaba? pada umumnya selalu disukai orang. Dimana sahaja mereka mendapatkan sambutan orang ramai. Kebanyakan para wali tingkatan ini tidak merasakan diri mereka adalah para wali Allah. Yang dapat mengetahui bahawa mereka adalah wali Allah hanyalah seorang wali yang lebih tinggi darjatnya. Setiap zaman jumlah mereka hanya tidak lebih dari lapan orang.

7. Al Hawariyun berasal dari kata tunggal Hawariy yang mempunyai erti penolong. Jumlah wali Hawariy ini hanya ada satu orang sahaja di setiap zamannya. Jika seorang wali Hawariy meninggal, maka kedudukannya akan di-ganti orang lain. Di zaman Nabi hanya sahabat Zubair Bin Awwam saja yang mendapatkan darjat wali Hawariy seperti yang dikatakan oleh sabda Nabi:

“Setiap Nabi mempunyai Hawariy. Hawariyku adalah Zubair ibnul Awwam”.

Walaupun pada waktu itu Nabi mempunyai cukup banyak sahabat yang setia dan selalu berjuang di sisi beliau. Tetapi beliau saw berkata demikian, kerana beliau tahu hanya Zubair sahaja yang meraih darjat wali Hawariy. Kelebihan seorang wali Hawariy biasanya seorang yang berani dan pandai berhujjah.

8. Ar Rajbiyun berasal dari kata tunggal Rajab. Wali Rajbiyun itu adanya hanya pada bulan Rajab saja. Mulai awal Rajab hingga akhir bulan mereka itu ada. Selanjutnya keadaan mereka kembali biasa seperti semula. Setiap masa, jumlah mereka hanya ada empat puluh orang sahaja. Para wali Rajbiyun ini berpecah di berbagai wilayah. Di antara mereka ada yang saling mengenal, tapi kebanyakannya tidak. Disebutkan bahawa ada sebahagian orang dari Wali Rajbiyun yang dapat melihat hati orang-orang Syiah melalui kasyaf. 

Ada dua orang Syiah yang mengaku sebagai Ahlu Sunnah dihadapan seorang wali Rajbiyun. Lalu keduanya diusir, kerana wali Rajbiyun itu melihat keduanya berupa dua ekor babi, sebab keduanya membenci Abu Bakar, Umar dan sahabat-sahabat lain. Ke-duanya hanya mencintai Ali dan sejumlah sahabatnya. Ketika keduanya bertanya padanya, maka si wali tersebut berkata: “Aku lihat kamu berdua berupa dua ekor babi, kerana kamu menganut mazhab Syiah dan membenci para sahabat Nabi”. Ketika berita itu disedari kebenarannya oleh keduanya, maka keduanya mengaku benar dan segera memohon ampun kepada Allah. Demikianlah secebis kisah kasyaf seorang wali Rajbiyun.

Pada umumnya, di bulan Rajab, sejak awal harinya, para wali Rajbiyun menderita sakit, sehingga mereka tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya. Selama bulan Rajab, mereka senantiasa mendapat berbagai pengetahuan secara kasyaf, kemudian mereka memberitahukannya kepada orang lain. Anehnya penderitaan mereka hanya berlangsung di bulan Rajab. Setelah bulan Rajab berakhir, maka kesehatan mereka kembali seperti semula.

9. Al Khatamiyun berasal dari kata Khatam yang mempunyai erti penutup atau penghabisan. Maksudnya darjat Al Khatamiyun adalah sebagai penutup para wali. Jumlah mereka hanya seorang. Tidak ada darjat kewalian umat Muhammad yang lebih tinggi dari tingkatan ini. Jenis wali ini hanya akan ada di akhir masa, iaitu ketika Nabi Isa as.datang kembali.

Di antaranya, ada para Wali yang hatinya seperti Nabi Adam as. Jumlah mereka hanya tiga ratus orang. Sabda Nabi saw: “Mereka berhati seperti hati Adam as”. Mereka diberi anugerah tersendiri oleh Allah swt. Syeikh Muhyidin berkata: “Jumlah wali jenis ini bukan hanya tiga ratus orang saja dikalangan 
umatnya, tetapi ada juga dikalangan umat-umat lain. 

Tentang keberadaan mereka hanya dapat diketahui secara kasyaf. Setiap masanya dunia tidak pernah kosong dari keberadaan mereka. Mereka mempunyai budi pekerti Ilahi, mereka amat dekat disisi Allah. Doa mereka selalu diterima oleh Allah. Mereka senang dengan doa: “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami suka menganiaya diri kami. Jika Engkau tidak berkenan memberi ampunan dan kasih sayang kepada kami, pasti kami akan termasuk orang-orang yang rugi”.

Di antara mereka ada pula yang berhati seperti hati Nabi Nuh as. Jumlah mereka hanya empat puluh orang di setiap zamannya. Hati mereka seperti hatinya Nabi Nuh as. Beliau adalah Nabi dan Rasul pertama. Mereka suka berdoa, seperti doa Nabi Nuh as yang ertinya: “Tuhan, ampunilah aku dan kedua orang tuaku dan sesiapa sahaja dari orang beriman, lelaki ataupun wanita yang masuk ke dalam rumahku dan jangan Engkau tambahkan bagi orang-orang yang berbuat aniaya kecuali kebinasaan”.

Tingkatan wali dari jenis ini sukar diraih orang, sebab ciri khas mereka sangat keras dalam menegakkan agama, seperti sifat Nabi Nuh as. Mereka selalu memperhatikan sabda Nabi saw yang ertinya: “Barangsiapa yang beribadah selama empat puluh hari dengan penuh ikhlas, maka akan terpancar ilmu hakikat dari lubuk hatinya ke lidahnya”.

Di antaranya pula ada yang berhati seperti hati Nabi Ibrahim. Jumlah wali jenis ini hanya ada tujuh orang dalam setiap zamamnya. Rasulullah saw pernah menceritakan tentang mereka dalam salah satu sabdanya. Mereka suka dengan doa Nabi Ibrahim as yang ertinya: “Tuhanku, berikan kepadaku kebijaksanaan, dan ikutkan aku kepada orang-orang salih”. Mereka diberi keistimewaan yang luar biasa, hati mereka dibersihkan dari rasa ragu, rasa dengki dan rasa buruk sangka terhadap Khalik maupun makhluk, mereka terlindung dari sebarang perbuatan buruk.

Syeikh Muhyiddin berkata: “Aku pernah menemui salah seorang dari jenis wali tersebut, aku kagum dengan kemuliaan budi pekertinya, luas pengetahuannya dan kesucian hatinya, sampai aku beranggapan bahwa kese-nangan syurga telah dipercepatkan baginya”.

Di antaranya pula ada yang berhati seperti hati Malaikat Jibril. Jumlah wali jenis ini hanya ada lima orang sahaja dalam setiap zamannya. Rasulullah saw pernah menyebut tentang mereka dalam salah satu sabdanya. Mereka diberi kekuatan seperti yang diberikan kepada malaikat Jibril yang amat kuat. Di hari kiamat kelak, mereka akan dikumpulkan dengan malaikat Jibril. Dan malaikat Jibril senantiasa membantu rohani mereka, sehingga mereka selalu terpimpin.

Diantaranya pula ada yang berhati seperti hati Malaikat Mikail as. Jumlah mereka hanya ada tiga orang sahaja dalam setiap masanya. Keistimewaan 
mereka suka berlemah-lembut terhadap semua orang, dan mereka diberi kekuatan seperti Malaikat Mikail.

Di antaranya pula ada yang berhati seperti hati Malaikat Israfil. Jumlah mereka hanya ada satu orang sahaja dalam setiap zamannnya. Nabi saw pernah menyebut tentang mereka dalam salah satu sabdanya. Menurut pengamatan kami, Syeikh Abu Yazid Al Bustami termasuk salah seorang dari jenis wali ini. Termasuk juga Nabi Isa as. Syeikh Al Muhyiddin berkata: “Diantara tokoh-tokoh sufi ada yang diberi hati seperti hati Nabi Isa, kedudukan mereka sangat tinggi di sisi Allah swt”.

Di antaranya pula ada yang diberi hati seperti hati Nabi Daud as. Jumlah mereka di setiap masanya hanya terbatas beberapa orang saja. Mereka diberi berbagai keistimewaan, kedudukan tinggi di dunia dan ketebalan iman.

10. Di antaranya pula ada yang diberi pangkat Rijalul Ghaib atau manusia-manusia misteri. Jumlah wali jenis ini hanya sepuluh orang di setiap masanya. Mereka orang-orang yang selalu khusyu?, mereka tidak berbicara kecuali dengan perlahan atau berbisik, kerana mereka merasa bahwa Allah swt selalu mengawasi mereka. Mereka sangat misteri, sehingga keberadaan mereka tidak banyak dikenal kecuali oleh ahlinya. Mereka selalu rendah hati, malu dan mereka tidak banyak mementingkan kesenangan dunia. Boleh dikata segala tindak tanduk mereka selalu misteri.

Di antaranya pula ada yang selalu menegakkan agama Allah. Jumlah mereka hanya lapan belas orang di setiap masanya. Ciri khas mereka adalah selalu menegakkan hukum-hukum Allah. Dan mereka bersikap keras terhadap segala penyimpangan.

Syeikh Abu Madyan termasuk salah seorang di antara mereka. Beliau berkata kepada murid-muridnya: “Tampilkan kepada manusia tanda redha kamu sebagaimana kamu menampilkan rasa ketidaksenangan kamu, dan perlihatkan kepada manusia segala nikmat yang diberikan Allah, baik yang zahiriyah maupun batiniyah seperti yang dianjurkan Allah dalam firmanNya berikut:

“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaknya engkau menyebut-nyebutnya sebagai tanda bersyukur”

11. Di antaranya pula ada wali yang dikenal dengan nama Rijalul Quwwatul Ilahiyah ertinya orang-orang yang diberi kekuatan oleh Tuhan. Jumlah mereka hanya lapan orang sahaja di setiap zamannya. Wali jenis ini mempunyai keistimewaan, iaitu sangat tegas terhadap orang-orang kafir dan terhadap orang-orang yang suka memperkecilkan agama. Sedikit pun mereka tidak takut oleh kritikan orang. Di kota Fez ada seorang yang bernama Abu Abdullah Ad Daqqaq. Beliau dikenal sebagai seorang wali dari jenis Rijalul Quwwatul Ilahiyah.

Di antaranya pula ada jenis wali yang sifatnya keras dan tegas. Jumlah mereka hanya ada 5 orang disetiap zamannya. Meskipun watak mereka tegas, tetapi sikap mereka lemah lembut terhadap orang-orang yang suka berbuat kebajikan.

12. Di antaranya pula ada jenis wali yang dikenal dengan nama Rijalul Hanani Wal Athfil Illahi ertinya mereka yang diberi rasa kasih sayang Allah. Jumlah mereka hanya ada lima belas orang di setiap zamannya. Mereka selalu bersikap kasih sayang terhadap manusia baik terhadap yang kafir maupun yang mukmin. Mereka melihat manusia dengan pandangan kasih sayang, kerana hati mereka dipenuhi rasa insaniyah yang penuh rahmat.

13. Di antaranya pula ada yang termasuk dalam golongan Rijalul Haibah Wal Jalali. Jumlah mereka hanya empat orang di setiap masanya. Jenis wali tingkatan ini dikenal sebagai orang-orang yang hebat dan mengkagumkan, meskipun sifat mereka lemah lembut, tetapi orang-orang yang menemui mereka akan tunduk. Mereka tidak dikenal di bumi, tapi mereka adalah orang-orang yang dikenal di langit. Di antara mereka ada yang mempunyai hati seperti Nabi Muhammad saw, ada pula yang mempunyai hati seperti Nabi Syuaib, Nabi Salleh dan Nabi Hud. Sayyid Muhyiddin berkata: “Aku pernah menemui wali golongan ini di kota Damsyik”.

14. Di antaranya pula ada yang termasuk dalam golongan Rijalul Fathi. Ertinya rahsia-rahsia Allah swt selalu terbuka bagi mereka. Jumlah mereka hanya ada 24 orang di setiap masanya. Jumlah mereka sama dengan bilangan jam, yaitu 24 orang. Meskipun demikian, mereka tidak pernah berkumpul di satu tempat dalam jumlah sebanyak itu. Adanya mereka menyebabkan terbukanya pintu-pintu pengetahuan, baik yang nyata maupun yang rahsia.

15. Di antaranya pula ada yang termasuk dalam kelompok Rijalul Ma?arij Al ?Ula. Jumlah mereka hanya tujuh orang di setiap masanya. Mereka termasuk wali-wali tingkatan tinggi, hampir setiap saatnya mereka naik ke alam malakut, mereka adalah orang-orang pilihan.

16. Di antaranya pula ada yang termasuk dalam golongan Rijalu Tahtil Asfal, iaitu mereka yang berada di alam terbawah di bumi. Jumlah mereka tidak lebih dari 21 orang di setiap masanya. Ciri khas wali ini, hati mereka selalu hadir di hadapan Allah.

17. Di antaranya pula ada yang termasuk dalam golongan Rijalul Imdadil Ilahi Wal Kauni, iaitu mereka yang selalu mendapat kurniaan Ilahi. Jumlah mereka tidak lebih dari tiga orang di setiap masanya. Mereka selalu mendapat pertolongan Allah untuk menolong manusia sesamanya. Sikap mereka dikenal lemah lembut dan berhati penyayang. Mereka senantiasa menyalurkan anugerah-anugerah Allah kepada manusia. Pokoknya, adanya mereka menunjukkan berpanjangannya kasih sayang Allah kepada makhlukNya.

18. Di antaranya pula ada yang termasuk dalam golongan Ilahiyun Rahmaniyun, iaitu manusia-manusia yang diberi rasa kasih sayang yang luar biasa. Jumlah mereka ini hanya tiga orang di setiap masanya. Sifat mereka seperti wali-wali Abdal, meskipun mereka tidak termasuk didalamnya. Kegemaran mereka suka mengkaji firman-firman Allah.

19. Di antaranya pula ada yang termasuk dalam golongan Rijalul Istithaalah, iaitu manusia-manusia yang selalu mendapat pertolongan Allah. Jumlah mereka hanya seorang dalam setiap masanya. Yang termasuk kelompok ini adalah Syeikh Abdul Qadir Jailani. Mereka selalu menolong manusia dan mereka sangat ditakuti.

20. Di antaranya pula ada yang termasuk dalam golongan Rijalul Ghina Billah, iaitu orang-orang yang tidak memerlukan kepada manusia sedikit pun. Jumlah mereka hanya dua orang di setiap masanya. Mereka selalu mendapat siraman rohani dari alam malakut, sehingga kelompok ini tidak memerlukan kepada bantuan sesiapa pun, selain bantuan Allah.

21. Di antaranya pula ada yang termasuk dalam golongan Rijalu ?Ainut Tahkim Waz Zawaid. Jumlah mereka hanya sepuluh orang di setiap zamannya. Mereka senantiasa meningkatkan keyakinannya terhadap masalah-masalah yang ghaib. Seluruh hidup mereka terlihat aktif di semua aktivitas ibadah.

22. Di antaranya pula ada yang termasuk dalam golongan Rijalul Isytiqaq, iaitu mereka yang selalu rindu kepada Allah. Jumlah mereka hanya lima orang di setiap zamannya. Kegemaran mereka hanya memperbanyakkan solat di siang hari dan di malam hari.

23. Di antaranya, ada yang termasuk dalam golongan Al Mulamatiyah. Mereka tergolong dari wali darjat yang tinggi, pimpinan tertingginya adalah Nabi Muhammad saw. Mereka sangat berhati-hati dalam melaksanakan syariat Islam. Segala sesuatu mereka tempatkan di tempatnya yang tepat. Tindak tanduk mereka selalu didasari rasa takut dan hormat kepada Allah. Sudah tentu keberadaan mereka sangat diperlukan, meskipun mereka tidak terbatas. Ada kalanya jumlah mereka meningkat, tetapi ada kalanya pula jumlah mereka berkurangan.

24. Di antaranya, ada pula yang termasuk dalam golongan Al Fuqara?. Jumlah mereka ada kalanya meningkat dan ada kalanya berkurangan. Ciri khas mereka ini selalu merendahkan diri. Mereka merasa rendah di hadapan Allah.

25. Di antaranya, ada pula yang termasuk dalam kelompok As Sufiyyah. Jumlah mereka tidak terbatas. Ada kalanya membesar dan ada kalanya pula berkurangan. Mereka dikenal sebagai wali yang amat luhur budi pekertinya. Mereka selalu menghias diri mereka dengan kebajikan-kebajikan yang sesuai dengan ketinggian budi pekerti mereka.

26. Di antaranya, ada pula yang termasuk dalam golongan Al ?Ibaad. Mereka dikenali sebagai orang-orang yang suka beribadah. Pokoknya, ibadah merupakan kegiatan mereka sehari-hari, mereka suka mengasingkan diri di gunung-gunung, di lembah-lembah dan di pantai-pantai. Di antara mereka ada yang mahu bekerja, tetapi kebanyakan dari mereka meninggalkan semua kegiatan duniawi. Puasa sepanjang masa dan beribadah di malam hari merupakan syiar mereka. Sebab, menurut mereka dunia ini adalah tempat untuk menyuburkan amal-amal di akhirat.

Abu Muslim Al Khaulani adalah di antara wali tingkatan in
i. Biasanya jika ia merasa letih ketika beribadah di malam hari, maka ia memukul kedua kakinya seraya berkata: “Kamu berdua lebih pantas dipukul dari binatang ternakanku”.

27. Di antaranya, ada pula yang termasuk dalam golongan Az Zuhaad. Mereka termasuk orang-orang yang suka meninggalkan kesenangan duniawi. Mereka mempunyai harta, tetapi mereka tidak pernah menikmatinya sedikitpun, sebab, seluruh hartanya mereka nafkahkan pada jalan Allah. Sayyid Muhyiddin berkata: “Di antara bapa saudaraku ada yang tergolong dari wali tingkatan ini”. Disebutkan bahawa Syeikh Abdullah At Tunisi, seorang ahli ibadah di masanya, ia dikenal sebagai salah seorang wali Az Zuhad. 

Pada suatu hari, penguasa kota Tilmasan menghampiri tempat Syeikh Abdullah seraya berkata kepadanya: “Wahai Syeikh Abdullah, apakah aku boleh solat dengan pakaian kebesaranku ini?” Mendengar pertanyaan itu, Syeikh Abdullah tertawa. Tanya si penguasa: “Mengapa engkau tertawa, wahai Syeikh? Jawab Syeikh Abdullah: “Aku tertawa kerana lucunya pertanyaanmu tadi, sebab meng-apa engkau bertanya kepadaku seperti itu, padahal pakaianmu dan makananmu dari harta yang haram?” 

Mendengar jawaban Syeikh Abdullah seperti itu, maka si penguasa menangis dan menyatakan taubatnya kepada Syeikh, selanjutnya ia meninggalkan kekuasaannya demi untuk mengabdikan diri kepada Syeikh Abdullah, sehingga beliau berkata: “Mintalah doa kepada Yahya Bin Yafan, sesungguhnya ia adalah seorang penguasa dan seorang ahli zuhud, andaikata aku diuji sepertinya, mungkin aku tidak dapat melaksanakannya”.

28. Di antaranya, ada pula yang termasuk dalam golongan Rijalul Maa?i. Mereka adalah para wali yang senantiasa beribadah di pinggir-pinggir laut dan sungai. Mereka tidak banyak dikenal, kerana mereka suka mengasingkan diri. Disebutkan, bahwa Syeikh Abu Saud Asy Syibli pernah berada di pinggir sungai Dajlah di Baghdad. Ketika hatinya bergerak: “Apakah ada di antara hamba-hamba Allah yang beribadah di dalam air?” Tiba-tiba ada seorang yang muncul dari dalam air seraya berkata: “Ada, wahai Abu Saud. Di antara hamba-hamba Allah ada juga yang beribadah di dalam air dan aku termasuk di antara mereka. Aku berasal dari negeri Takrit, aku sengaja keluar, kerana beberapa hari mendatang akan terjadi musibah di negeri Baghdad”. Kemudian ia menghilang ke dalam air. Kata Abu Saud: “Ternyata tidak lebih dari lima belas hari musibah memang terjadi.”

29. Di antaranya, ada pula yang termasuk dalam golongan Al Afrad. Mereka termasuk wali-wali berkedudukan tinggi. Di antara mereka adalah Syeikh Muhammad Al ?Awani, sahabat karib Syeikh Abdul Qodir Al Jailani. Mereka ini jarang dikenal manusia awam, kerana kedudukan mereka terlalu tinggi. Jumlah mereka tidak terbatas. Ada kalanya jumlah mereka meningkat dan ada kalanya pula berkurangan.

30. Di antaranya, ada pula yang termasuk dalam golongan Al Umana? artinya orang-orang yang dapat diberikan kepercayaan. Di antara mereka adalah Abu Ubaidah Ibnul Jarrah, sepertimana yang disebutkan oleh Nabi saw: “Abu Ubaidah adalah orang yang paling dapat diberi kepercayaan di antara umat ini”. Jumlah mereka tidak terbatas. Mereka jarang dikenal manusia, kerana mereka tidak pernah menonjol ditengah masyarakatnya.

31. Di antaranya, ada pula yang termasuk dalam golongan Al Qurra?. Mereka ahli membaca Al Quran. Menurut sebuah hadis, wali-wali ini termasuk orang-orang yang dekat dengan Allah, kerana mereka ahli Al Quran. Dan mereka harus dimuliakan. Syeikh Sahal Bin Abdullah At Tusturi termasuk diantara mereka.

32. Di antaranya, ada pula yang termasuk dalam golongan Al Ahbab, iaitu orang-orang yang dikasihi. Jumlah mereka tidak terbatas, adakalanya meningkat, adakalanya pula berkurangan. Mereka mencapai tingkatan ini disebabkan mereka melaksanakan segala ibadah dan takarrub kerana cinta kepada Allah. Ibadah yang didasari cinta, lebih baik dari ibadah yang berharap pahala dan syurga. Maka sebagai imbalan baik bagi mereka, mereka mendapat kasih sayang Allah yang luar biasa.

33. Di antaranya, ada pula yang termasuk dalam golongan Al Muhaddathun, iaitu orang-orang yang selalu diberi ilham oleh Allah. Menurut hadits Nabi, ada sebahagian dari umatku yang diberi ilham dari Allah. Maka Umar Bin Al Khattab termasuk salah satu dari mereka. Sayyid Muhyiddin Ibnu Arabi ra berkata: “Dizaman kami ada pula wali-wali Al Muhaddathun, di antaranya adalah Abul Abbas Al Khasyab dan Abu Zakariya Al Baha-i”.

Para wali yang tergolong dalam golongan ini senantiasa mendapat bisikan-bisikan rohani dari penduduk alam malakut, misalnya dari Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail, sebab rohani mereka sudah dapat menembus alam arwah atau alam malakut.

34. Di antaranya, ada pula yang termasuk dalam golongan Al Akhilla?. Mereka adalah orang-orang yang dicintai Allah, sebab segala ibadah yang mereka lakukan selalu didasari cinta kepada Allah. Jumlah mereka tidak terbatas, adakalanya meningkat dan adakalanya berkurangan.

35. Di antaranya, ada pula yang termasuk dalam golongan As Samra?. Erti kata As Samra? adalah berkulit hitam manis. Jumlah mereka tidak terbatas. Mereka termasuk orang-orang yang senantiasa berdialog dengan Allah, sebab hati mereka selalu dipenuhi rasa ketuhanan yang tiada taranya.

36. Di antaranya, ada pula yang termasuk dalam golongan Al Wirathah, iaitu mereka yang mendapat warisan dari Allah. Mereka adalah para ulama, pewaris para Nabi. Kelompok ini termasuk orang-orang yang gemar beribadah sampai melebihi dari batas kemampuannya. Mereka suka mengasingkan diri di tempat-tempat terpencil demi untuk memenuhi kecintaannya kepada Allah. 

37 PANGKAT WALI ALLAH 

1.Qutub Atau Ghauts ( 1 abad 1 Orang )

Al Aqtab berasal dari kata tunggal Al Qutub yang mempunyai arti penghulu. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa Al Aqtab adalah pangkat kewalian yang tertinggi. Jumlah wali yang mempunyai pangkat tersebut hanya terbatas seorang saja untuk setiap masanya.

2. Aimmah ( 1 Abad 2 orang )

Al Aimmah berasal dari kata tunggal imam yang mempunyai arti pemimpin. Setiap masanya hanya ada dua orang saja yang dapat mencapai pangkat Al Aimmah. Keistimewaannya, ada di antara mereka yang pandangannya hanya tertumpu ke alam malakut saja, ada pula yang pandangannya hanya tertumpu di alam malaikat saja.

3. Autad ( 1 Abad 4 Orang di 4 penjuru Mata Angin )

Al Autad berasal dari kata tunggal Al Watad yang mempunyai arti pasak. Yang memperoleh pangkat Al Autad hanya ada empat orang saja setiap masanya. Mereka tinggal di utara, di timur, di barat dan di selatan bumi, mereka bagaikan penjaga di setiap pelusuk bumi.

4. Abdal ( 1 Abad 7 Orang tidak akan bertambah & berkurang Apabila ada wali Abdal yg Wafat Alloh menggantikannya dengan mengangkat Wali abdal Yg Lain ( Abdal=Pengganti ) Wali Abdal juga ada yang Waliyahnya ( Wanita ).

Al Abdal berasal dari kata Badal yang mempunyai arti menggantikan. Yang memperoleh pangkat Al Abdal itu hanya ada tujuh orang dalam setiap masanya. Setiap wali Abdal ditugaskan oleh Allah swt untuk menjaga suatu wilayah di bumi ini. Dikatakan di bumi ini mempunyai tujuh daerah. Setiap daerah dijaga oleh seorang wali Abdal. Jika wali Abdal itu meninggalkan tempatnya, maka ia akan digantikan oleh yang lain. 

Ada seorang yang bernama Abdul Majid Bin Salamah pernah bertanya pada seorang wali Abdal yang bernama Muaz Bin Asyrash, amalan apa yang dikerjakannya sampai ia menjadi wali Abdal? Jawab Muaz Bin Asyrash: “Para wali Abdal mendapatkan darjat tersebut dengan empat kebiasaan, yaitu sering lapar, gemar beribadah di malam hari, suka diam dan mengasingkan diri”.

5. Nuqoba’ ( Naqib ) ( 1 Abad 12 orang Di Wakilkan Alloh Masing2 pada tiap-tiap Bulan).

An Nuqaba’ berasal dari kata tunggal Naqib yang mempunyai arti ketua suatu kaum. Jumlah wali Nuqaba’ dalam setiap masanya hanya ada dua belas orang. Wali Nuqaba’ itu diberi karamah mengerti sedalam-dalamnya tentang hukum-hukum syariat. Dan mereka juga diberi pengetahuan tentang rahasia yang tersembunyi di hati seseorang. 

Selanjutnya mereka pun mampu untuk meramal tentang watak dan nasib seorang melalui bekas jejak kaki seseorang yang ada di tanah. Sebenarnya hal ini tidaklah aneh. Kalau ahli jejak dari Mesir mampu mengungkap rahasia seorang setelah melihat bekas jejaknya. Apakah Allah tidak mampu membuka rahsia seseorang kepada seorang waliNya?

6. Nujaba’ ( 1 Abad 8 Orang )

An Nujaba’ berasal dari kata tunggal Najib yang mempunyai arti bangsa yang mulia. Wali Nujaba’ pada umumnya selalu disukai orang. Dimana saja mereka mendapatkan sambutan orang ramai. Kebanyakan para wali tingkatan ini tidak merasakan diri mereka adalah para wali Allah. Yang dapat mengetahui bahwa mereka adalah wali Allah hanyalah seorang wali yang lebih tinggi darjatnya. Setiap zaman jumlah mereka hanya tidak lebih dari lapan orang.

7. Hawariyyun ( 1 Abad 1 Orang ) Wali Hawariyyun di beri kelebihan Oleh Alloh dalam hal keberanian, Pedang ( Zihad) di dalam menegakkan Agama Islam Di muka bumi. Al Hawariyun berasal dari kata tunggal Hawariy yang mempunyai arti penolong. Jumlah wali Hawariy ini hanya ada satu orang sahaja di setiap zamannya. 

Jika seorang wali Hawariy meninggal, maka kedudukannya akan diganti orang lain. Di zaman Nabi hanya sahabat Zubair Bin Awwam saja yang mendapatkan darjat wali Hawariy seperti yang dikatakan oleh Rasululloh: “Setiap Nabi mempunyai Hawariy. 

Hawariyku adalah Zubair ibnul Awwam”.Walaupun pada waktu itu Nabi mempunyai cukup banyak sahabat yang setia dan selalu berjuang di sisi beliau. Karena beliau tahu hanya Zubair saja yang meraih pangkat wali Hawariy. Kelebihan seorang wali Hawariy biasanya seorang yang berani dan pandai berhujjah.

8. Rojabiyyun ( 1 Abad 40 Orang Yg tidak akan bertambah & Berkurang Apabila ada salah satu Wali Rojabiyyun yg meninggal Alloh kembali mengangkat Wali rojabiyyun yg lainnya, Dan Alloh mengangkatnya menjadi wali Khusus di bulan Rajab dari Awal bulan sampai Akhir Bulan oleh karena itu Namanya Rojabiyyun. Ar Rajbiyun berasal dari kata tunggal Rajab. 

Wali Rajbiyun itu adanya hanya pada bulan Rajab saja. Mulai awal Rajab hingga akhir bulan mereka itu ada. Selanjutnya keadaan mereka kembali biasa seperti semula. Setiap masa, jumlah mereka hanya ada empat puluh orang sahaja. Para wali Rajbiyun ini terbagi di berbagai wilayah. Di antara mereka ada yang saling mengenal dan ada yang tidak saling mengenal.

Pada umumnya, di bulan Rajab, sejak awal harinya, para wali Rajbiyun menderita sakit, sehingga mereka tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya. Selama bulan Rajab, mereka senantiasa mendapat berbagai pengetahuan secara kasyaf, kemudian mereka memberitahukannya kepada orang lain. Anehnya penderitaan mereka hanya berlangsung di bulan Rajab. Setelah bulan Rajab berakhir, maka kesehatan mereka kembali seperti semula.

9. Khotam ( penutup Wali )( 1 Alam dunia hanya 1 orang ) Yaitu Nabi Isa A S ketika diturunkan kembali ke dunia Alloh Angkat menjadi Wali Khotam ( Penutup ).

Al Khatamiyun berasal dari kata Khatam yang mempunyai arti penutup atau penghabisan. Maksudnya pangkat AlKhatamiyun adalah sebagai penutup para wali. Jumlah mereka hanya seorang. Tidak ada pangkat kewalian umat Muhammad yang lebih tinggi dari tingkatan ini. Jenis wali ini hanya akan ada di akhir masa,yaitu ketika Nabi Isa as.datang kembali.

10. Qolbu Adam A.S ( 1 Abad 300 orang )

11. Qolbu Nuh A.S ( 1 Abad 40 Orang )

12. Qolbu Ibrohim A.S ( 1 Abad 7 Orang )

13. Qolbu Jibril A.S ( 1 Abad 5 Orang )

14. Qolbu Mikail A.S ( 1 Abad 3 Orang tidak kurang dan tidak lebih Alloh selau mengangkat wali lainnya Apabila ada salah satu Dari Wali qolbu Mikail Yg Wafat )

15.Qolbu Isrofil A.S ( 1 Abad 1 Orang )

16. Rizalul ‘Alamul Anfas ( 1 Abad 313 Orang )

17. Rizalul Ghoib ( 1 Abad 10 orang tidak bertambah dan berkurang )
tiap2 Wali Rizalul Ghoib ada yg Wafat seketika juga Alloh mengangkat Wali Rizalul Ghoib Yg lain, Wali Rizalul Ghoib merupakan Wali yang di sembunyikan oleh Alloh dari penglihatannya Makhluq2 Bumi dan Langit tiap2 wali Rizalul Ghoib tidak dapat mengetahui Wali Rizalul Ghoib yang lainnya, Dan ada juga Wali dengan pangkat Rijalul Ghoib dari golongan Jin Mu’min, Semua Wali Rizalul Ghoib tidak mengambil sesuatupun dari Rizqi Alam nyata ini tetapi mereka mengambil atau menggunakan Rizqi dari Alam Ghaib.

18. Adz-Dzohirun ( 1 Abad 18 orang )

19. Rizalul Quwwatul Ilahiyyah (1 Abad 8 Orang )

Di antaranya pula ada wali yang dikenal dengan nama Rijalul Quwwatul Ilahiyah artinya orang-orang yang diberi kekuatan oleh Tuhan. Jumlah mereka hanya lapan orang saja di setiap zaman. Wali jenis ini mempunyai keistimewaan, yaitu sangat tegas terhadap orang-orang kafir dan terhadap orang-orang yang suka mengecilkan agama. 

Sedikit pun mereka tidak takut oleh kritikan orang. Di kota Fez ada seorang yang bernama Abu Abdullah Ad Daqqaq. Beliau dikenal sebagai seorang wali dari jenis Rijalul Quwwatul Ilahiyah. Di antaranya pula ada jenis wali yang sifatnya keras dan tegas. Jumlah mereka hanya ada 5 orang disetiap zaman. Meskipun watak mereka tegas, tetapi sikap mereka lemah lembut terhadap orang-orang yang suka berbuat kebajikan.

20. Khomsatur Rizal ( 1 Abad 5 orang )21. Rizalul Hanan ( 1 Abad 15 Orang )

Ada jenis wali yang dikenal dengan nama Rijalul Hanani Wal Athfil Illahi artinya mereka yang diberi rasa kasih sayang Allah. Jumlah mereka hanya ada lima belas orang di setiap zamannya. Mereka selalu bersikap kasih sayang terhadap manusia baik terhadap yang kafir maupun yang mukmin. Mereka melihat manusia dengan pandangan kasih sayang, kerana hati mereka dipenuhi rasa insaniyah yang penuh rahmat.

22. Rizalul Haybati Wal Jalal ( 1 Abad 4 Orang )

23. Rizalul Fath ( 1 Abad 24 Orang ) Alloh mewakilkannya di tiap Sa’ah ( Jam ) Wali Rizalul Fath tersebar di seluruh Dunia 2 Orang di Yaman, 6 orang di Negara Barat, 4 orang di negara timur, dan sisanya di semua Jihat ( Arah Mata Angin )

23. Rizalul Ma’arijil ‘Ula ( 1 Abad 7 Orang )

24. Rizalut Tahtil Asfal ( 1 Abad 21 orang )

25. Rizalul Imdad ( 1 Abad 3 Orang )

Di antaranya pula ada yang termasuk dalam golongan Rijalul Imdadil Ilahi Wal Kauni, yaitu mereka yang selalu mendapat kurniaan Ilahi. Jumlah mereka tidak lebih dari tiga orang di setiap abad. Mereka selalu mendapat pertolongan Allah untuk menolong manusia sesamanya. Sikap mereka dikenal lemah lembut dan berhati penyayang. Mereka senantiasa menyalurkan anugerah-anugerah Allah kepada manusia. Adanya mereka menunjukkan berpanjangannya kasih sayang Allah kepada makhlukNya.

26. Ilahiyyun Ruhamaniyyun ( 1 Abad 3 Orang ) Pangkat ini menyerupai Pangkatnya Wali Abdal

Di antaranya pula ada yang termasuk dalam golongan Ilahiyun Rahmaniyyun, yaitu manusia-manusia yang diberi rasa kasih sayang yang luar biasa. Jumlah mereka ini hanya tiga orang di setiap masa. Sifat mereka seperti wali-wali Abdal, meskipun mereka tidak termasuk didalamnya. Kegemaran mereka suka mengkaji firman-firman Allah.

27. Rozulun Wahidun ( 1 Abad 1 Orang )

28. Rozulun Wahidun Markabun Mumtaz ( 1 Abad 1 Orang )

Wali dengan Maqom Rozulun Wahidun Markab ini di lahirkan antara Manusia dan Golongan Ruhanny( Bukan Murni Manusia ), Beliau tidak mengetahui Siapa Ayahnya dari golongan Manusia , Wali dengan Pangkat ini Tubuhnya terdiri dari 2 jenis yg berbeda, Pangkat Wali ini ada juga yang menyebut ” Rozulun Barzakh ” Ibunya Dari Wali Pangkat ini dari Golongan Ruhanny Air INNALLOHA ‘ALA KULLI SAY IN QODIRUN ” Sesungguhnya Alloh S.W.T atas segala sesuatu Kuasa.

29. Syakhsun Ghorib ( di dunia hanya ada 1 orang )

30. Saqit Arofrof Ibni Saqitil ‘Arsy ( 1 Abad 1 Orang )

31. Rizalul Ghina ( 1 Abad 2 Orang ) 

sesuai Nama Maqomnya ( Pangkatnya ) Rizalul Ghina ” Wali ini Sangat kaya baik kaya Ilmu Agama, Kaya Ma’rifatnya kepada Alloh maupun Kaya Harta yg di jalankan di jalan Alloh, Pangkat Wali ini juga ada Waliahnya ( Wanita ).

31. Syakhsun Wahidun ( 1 Abad 1 Orang )

32. Rizalun Ainit Tahkimi waz Zawaid ( 1 Abad 10 Orang )

33. Budala’ ( 1 Abad 12 orang ) 

Budala’ Jama’ nya ( Jama’ Sigoh Muntahal Jumu’) dari Abdal tapi bukan Pangkat Wali Abdal

34. Rizalul Istiyaq ( 1 Abad 5 Orang )

35. Sittata Anfas ( 1 Abad 6 Orang )

salah satu wali dari pangkat ini adalah Putranya Raja Harun Ar-Royid yaitu Syeikh Al-’Alim Al-’Allamah Ahmad As-Sibty

36. Rizalul Ma’ ( 1 Abad 124 Orang )

Wali dengan Pangkat Ini beribadahnya di dalam Air di riwayatkan oleh Syeikh Abi Su’ud Ibni Syabil ” Pada suatu ketika aku berada di pinggir sungai tikrit di Bagdad dan aku termenung dan terbersit dalam hatiku “Apakah ada hamba2 Alloh yang beribadah di sungai2 atau di Lautan” Belum sampai perkataan hatiku tiba2 dari dalam sungai muncullah seseorang yang berkata “akulah salah satu hamba Alloh yang di tugaskan untuk beribadah di dalam Air”, Maka akupun mengucapkan salam padanya lalu Dia pun membalas salam aku tiba2 orang tersebut hilang dari pandanganku.

37. Dakhilul Hizab ( 1 Abad 4 Orang )

Wali dengan Pangkat Dakhilul Hizab sesuai nama Pangkatnya , Wali ini tidak dapat di ketahui Kewaliannya oleh para wali yg lain sekalipun sekelas Qutbil Aqtob Seperti Syeikh Abdul Qodir Jailani, Karena Wali ini ada di dalam Hizab nya Alloh, Namanya tidak tertera di Lauhil Mahfudz sebagai barisan para Aulia, Namun Nur Ilahiyyahnya dapat terlihat oleh para Aulia Seperti di riwayatkan dalam kitab Nitajul Arwah bahwa suatu ketika Syeikh Abdul Qodir Jailani Melaksanakan Towaf di Baitulloh Mekkah Mukarromah tiba2 Syeikh melihat seorang wanita dengan Nur Ilahiyyahnya yang begitu terang benderang sehingga Syeikh Abdul qodir Al-Jailani Mukasyafah ke Lauhil Mahfudz dilihat di lauhil mahfudz nama Wanita ini tidak ada di barisan para Wali2 Alloh, 

Lalu Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani bermunajat kepada Alloh untuk mengetahui siapa Wanita ini dan apa yang menjadi Amalnya sehingga Nur Ilahiyyahnya terpancar begitu dahsyat , Kemudian Alloh memerintahkan Malaikat Jibril A.S untuk memberitahukan kepada Syeikh bahwa wanita tersebut adalah seorang Waliyyah dengan Maqom/ Pangkat Dakhilul Hizab ” Berada di Dalam Hizabnya Alloh “, Kisah ini mengisyaratkan kepada kita semua agar senantiasa Ber Husnudzon ( Berbaik Sangka ) kepada semua Makhluq nya Alloh, Sebetulnya Masih ada lagi Maqom2 Para Aulia yang tidak diketahui oleh kita, Karena Alloh S.W.T menurunkan para Aulia di bumi ini dalam 1 Abad 124000 Orang, yang mempunyai tugasnya Masing2 sesuai Pangkatnya atau Maqomnya.

Firman Allah dalam Surat Al-Imron ayat 169:

“LA TAHSABANNAL LADZI QUTILUU FI SABILILLAHI AMWATAN, BAL AHYAUN INDA ROBBIHIM YURZAQUNA ” 

Terjemahnya sebagai berikut: 

“Janganlah kamu mengira bahwa orang2 yang gugur di jalan Alloh itu ‘MATI’ bahkan mereka itu ‘HIDUP’ di sisi tuhannya dengan mendapat rezqi”.

HIDUP Yaitu hidup dalam alam yang lain yang bukan alam kita ini, di mana mereka mendapat keni’matan2 di sisi Alloh, Dan hanya Alloh sajalah yang mengetahui bagaimana keadaan HIDUP nya itu. 

JUMLAH WALI MENURUT SYEKH MAHYUDDIN IBNU ARABI
Menurut Syekh Mahyuddin Ibnu Arabi jumlah dan jenis kewalian ([1]) itu berjumlah 589 jenis kewalian. Sebagaimana keterangannya berikut ini;

المجموع من الأوليآء الذين ذكرنا أعدادهم فى أول هذا الباب ومبلغ ذلك خمسمائة نفس وتسعة وثمانون نفسا ( 589) منهم واحد لايكون فى كل زمان وهو الختم المحمدى وما بقى فهم فى كل زمان لاينقصون ولا يزيدون . وأما الختم فهذا زمانه وقد رأيناه وعرفناه تمم الله سعادته علمته بفاس سنة خمس وتسعين وخمسمائة (595) ([2])

Artinya;

Keseluruhan dari wali-wali Allah yang kami sebutkan jumlahnya pada awal bab mencapai 589 jenis. Satu diantara mereka yang tidak pada setiap zaman, yaitu AL KHATMUL MUHAMMADY. Dan adapun selebihnya mereka itu ada disetiap masa tidak berkurang dan tidak bertambah.

Maka adapun WALI AL KHATMI itu maka sekaranglah zamannya. Dan sesungguhnya kami telah mengenalnya (maka) Allah sempurnakanlah akan kebahagiaannya, aku mengenalnya dinegeri Fas pada tahun 595 H .
Syekh Mahyuddin Ibnu Arabi dalam karya besarnya (Futuhatul Makiah) menyebutkan jumlah / jenis kewalian itu mencapai 589 jenis kewalian. Dari jumlah tersebut, yang termasuk dalam kategori wali terbesar adalah;

1. Wali Quthub,
2. Al-Aimmah,
3. Al-Autad,
4. Al-Abdal, Wali-wali yang memegang wilayah
5. An-Nuqaba,
6. An-Nujaba,
7. Al-Umana,
8. Al-Hawariyyun,
9. Ar-Rajabiyyun,
10. Rijalul-Ghaib
11. Rijalul-fath,
12. Rijalul- 'Ula,
13. Rijalul-Imdad,
14. Rijalul-Ma,
15. Rahmaniyyun,
16. Az-Zuhhad,
17. Al-Qurra,
18. Al-Ahbab,
19. Al-Muhaddatsun,
20. Al-Akhilla,
21. As-Samra,
22. Al-Waratsah,
23. Dan lain-lain

Kesemua wali-wali tersebut di atas dijelaskan dengan rinci oleh Syekh Yusuf An-Nabhany dalam kitabnya yang berjudul;

(جامع كرمات الأوليآء)

yang materi pembicaraannya khusus mengenai para wali-wali dan segala macam jenis-jenisnya. Dari sekian banyak jumlah wali-wali tersebut diatas, ada satu wali yang tidak bertambah, yaitu (jenis) waliKhatmul Muhammady (Wali Khatmi). Syekh Mahyuddin Ibnu Arabi mengaku sudah mengetahui tanda-tanda Wali Khatmi ini sebagaimana pengakuannya berikut ini;

ورأيت العلامة التى له قد أخفاها الحق فيه عن عيون عباده وكشفها الى بمدينة فاس حتى رأيت خاتم الولاية منه ([3])

Dan aku melihat tanda-tanda yang Allah sembunyikan pada dirinya dari pandangan (kasyaf)kebanyakan hamba-hamba-Nya, dan Allah berkenan membukakan (tabir ini) kepadaku dikota Fes Marokosehingga aku melihat akan pangkat kewalian itu dari dirinya”.
Dalam pengakuannya tersebut, Syekh Mahyuddin Ibnu Arabi telah di bukakan oleh Allah tabir hijab (sewaktu di kota Fez Maroko) sehingga dia mengetahui akan figure dan tanda-tanda dari Khatmul Aulia itu yang tidak di ketahui oleh kebanyakan dari hamba-hamba Allah lainnya.

Kita patut bersyukur kepada Allah karena Dia telah memilih di antara sekian banyak hamba-Nya yang dianugerahi kasyaf seperti yang terjadi pada pribadi Ibnu Arabi sehingga dengan perantaraan(karangan)nya jualah kita dapat mengetahui akan gambaran Khatmul Aulia itu sebagaimana tersebut diatas.

Kitab-kitab yang menyebutkan tentang Khatmul Aulia antara lain adalah;

1. Futuhatul Makiah (Oleh Syekh Mahyuddin Ibnu Arabi, jilid 1-2-3)
2. ‘Anqa’u Magrib (Oleh Syekh Mahyuddin Ibnu ‘Araby, Pembahasan khusus tentang Khatmul Aulia)
3. Insanul kamil (Oleh Syekh Abdul Karim Al-Jailani pada bagian akhir kitab)
4. Khatmul Aulia (Pembahasan khusus tentang Khatmul Aulia) Oleh Syekh Muhammad Ali Al-Hakim At-Turmudzi.
5. Dll. Insya Allah

Dicatat oleh Wan Adeli di 7:21 PG

Label: Waliyullah

Apa Yang ADA..dalam JASAD ADAM

http://delisufi.blogspot.com/search/label/Hakikat%20Diri%20%28Aku%29




Telah dijelaskan oleh Allah Swt dalam hadis qudsi, Dia Azza wa Jalla berfirman: 

’Telah Kucipta seorang malaikat di dalam tubuh setiap anak keturunan Adam. Di dalam malaikat itu ada shadr. Di dalam shadr itu ada qalb. Di dalam qalb itu ada fu`aad. Di dalam fu`aad itu ada syagf. Di dalam syagf itu ada lubb. Di dalam lubb itu ada sirr. Dan di dalam sirr itu ada Aku.’ 
Sabda Nabi Muhammad Saw.,

“Allah menciptakan qalb-qalb empat ribu tahun lebih dahulu daripda jasad. Setelah itu, Dia meletakannya di tempat yang dekat dengan-Nya. Sementara itu, arwah diciptakan oleh Allah Swt. Tujuh puluh ribu tahun lebih dahulu daripada hati. Setelah itu, ia diletakan di taman kelembutannya (rawdlah al-uns). Sebelumnya, Allah telah terlebih dahulu menciptakan sirr (rahasia) daripada ruh dan menempatkan sirr tersebut di taman keintiman-Nya (rawdlah al-wishl).”

Dan juga firman-Nya yang ditujukan kepada Nabi Daud a.s., 

‘Wahai Daud! Kosongkan untuk-Ku sebuah rumah, agar Aku bisa tinggal di dalamnya!’ 

Mendengar perintah tersebut Nabi Daud a.s. tidak mengerti dan lantas bertanya, ‘Bagaimana caranya wahai Tuhanku?’ Lantas Allah berfirman, ‘Kosongkan hatimu hanya untuk-Ku!’

Menurut Imam Ali r.a. qalb mempunyai lima nama:

Pertama, disebut shadr, karena ia merupakan tempat terbitnya cahaya Islam (nuuru-l-islam)

Hal ini sebagaimana firman Allah Swt.,

‘Adakah sama dengan mereka yang dibukakan shadrnya untuk Islam…. (QS 39:22)’.

Kedua, disebut qalb, karena ia merupakan tempat terbitnya keimanan. 

Hal ini sebagaiamana firman-Nya,

‘Mereka itulah yang ditulis dalam hatinya terdapat keimanan. (QS 58:22)’

Ketiga disebut fu’ad karena ia merupakan tempat terbitnya ma’rifah. 
Hal ini sebagaimana Firman Allah Swt,

‘Fu’ad tidak pernah mendustai apa-apa yang dilihatnya’ (QS 53:11).
Keempat disebut lubb, karena ia merupakan tempat terbitnya tauhid. 
Hal ini sebagaimana firman-Nya,

‘Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang adalah ayat-ayat bagi ulil albaab (sang pemilik lubb)’ (QS 3:190).

Kelima, disebut syagf, karena it merupakan tempat terbitnya rasa saling menyayangi dan mencintai sesama makhluk. 

Hal ini sebagaimana firman-Nya,

’Sungguh ia (Zulaikha) telah dikuasai oleh rasa cinta yang membara….’ (QS 12:30)

KENALI BERBAGAI ASPEK SHADR

1 Ash Shadr atau dada

2 Ash Shadr adalah istilah yang menunjukkan dada yang telah luas dan terbuka untuk menerima dan memeluk islam. Sebaliknya, tunduk kepada Islam hakiki terjadi dalam setiap zarrah seorang muslim.

3 Shadr merupakan kemampuan qalbu (hati) yang berperanan untuk merasakan dan menghayati atau mempunyai fungsi perasaanseperti marah, benci, cinta, indah.

4 Kemampuan shadr adalah dinding hati yang menerima limpahan cahaya keindahan sehingga mampu menerjemahkan segala sesuatu serumit manapun menjadi indah.

5 Shadr adalah pelita orang-orang yang berilmu. Ia disimbolkan dalam bentuk misalan, letaknya berada di dalam dada manusia yang disebutkan dalam Al Quran dengan kata Shadr. Di dalam dada itulah, bisikan-bisikan kejahatan dihembuskan oleh syaitan, baik dalam wujud jin mahupun manusia.

6 Di Shadr juga, tempat berkecamuk dan pertempuran antara haq dan batil (benar dan salah) . Juga tempat seseorang harus berserah diri kepada haq atau mengangkat kepalanya menentang Tuhan (kufur)

7 Shadr mempunyai kemampuan besar untuk menyimpan hasrat, kemahuan niat kebenaran dan keberanian yang sama besarnya dengan kemampuan untuk menerima kejahatan dan kemunafikan.

8 Shadr jika dikaitkan dengan hati, dapat dikaitkan denganputihnya mata, atau seperti segala sesuatu yang terdapat di sekitar Kota Mekah, atau seperti kulit luar dari sebuah biji, di mana biji itu keluar dari kulit luarnya jika telah nampak batangnya.

9 Dinamakan Shadr kerana memiliki kedudukannya di bahagian depan hati. Seperti Shadr An Nahar (penghujung hari iaitu awalnya)

10 Shadr merupakan tempat bersemanyamnya was-was dan segala kerosakan

11 Shadr juga, menjadi tempat berbagai hal termasuk sifat-sifat tercela yang dapat merosakan, seperti mengumpat, syahwat, harapan, keinginan dan lain-lain yang biasa disebut dengan Nafsu Ammarah Bissu.

12 Al Quran mengambarkan keadaan Shadr dengan kata Insyirah (lapang), seperti Surah Al A’raaf: 2: ”Maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu kerananya”.

13 Kelapangan dan kesempitan Shadr adalah berbeza antara dada seorang rasul dengan seorang mukmin lainya

MAKNA SHADR

shadr bermakna dada, saat al-Qur'an menggambarkan sesuatu yang tersembunyi, niatan yang tersembunyi, Dia menggunakan kata shadr ini, yaitu untuk menggambarkan sifatnya yang tersembunyi dan tertutup. misalnya: 

katakanlah, “Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau melahirkannya, pasti Allah Mengetahui”.Allah Mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang adad di bumi. Dan Allah Maha Kuasa tas segala sesuatu.(Ali-Imran:29)

yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. (an-Naas:5)

setan nampaknya tidak bisa membisikkan kejahatan ke dalamqalb, tapi ke dalam dada/shadr manusia. Hal ini karena pada dasarnya qalb itu suci. Hati manusia adalah serupa dengan benteng, dan mata, lidah, tangan dan telinga adalah pintu-pintunya; Allah SWT dengan Kasih Sayang-Nya tidak membiarkan qalb kita dapat langsung ditembus oleh bisikan setan, namun setan bisa membisikkan ke dalam shadr kita, dan dia mengaksesnya melalui pintu-pintunya, maka apakah kita membiarkannya terbuka atau menutupnya rapat-rapat sehingga setan tidak bisa masuk, itu terserah kita;

LAGI TENTANG SHADR

Shadr, sebagai hati terluar dari struktur hati, adalah pintu gerbang masuknya maklumat, ujian, dan peluang yang sudah dicerna oleh otak hasil tayangan tiga dimensi yang diliputi oleh panca indera.

Jika, melihat makalumat yang ada maka ciri Shadr adalah sebagai berikut :

1) Hati yang lapang karena sudah dimudahkan dari kesulitan hidupQ.S. 94 : 1-8, Q.S.

2) Hati yang (banyak hal/berbagai macam isi) di dalamnya Q.S. 100 : 9-11

3) Hati yang dibisiki setan. Q.S. 114 : 5

4) Hati yang menjadi sempit menerima alkitab Q.S. 7 : 2

5) Hati yang dapat menghilangkan dendam karena beramal saleh Q.S. 7:43

6) Hati yang diketahui segala isinya oleh Allah Q.S. 35 : 38

7) Hati yang lapang karena sudah dimudahkan dari kesulitan hidupQ.S. 20 : 25-35

8) Hati yang disaat sempit membuat jadi sulit berbicara Q.S. 26 : 12-14
9) Hati yang isinya tidak dapat kita sembunyikan dihadapan Allah Q.S. 27 : 74-75, Q.S. 28 : 69, Q.S. 3:29

10) Hati yang dapat bererti fikiran/bayangan Q.S. 17 :51

11) Hati yang boleh diubati dengan pelajaran dari Allah Q.S. 10 : 57

12) Hati yang dapat berpaling dari kebenaran Q.S. 11 : 5

13) Hati yang sempit menolak sebagian wahyu karena tidak ada bukti berupa harta kekayaan atau malaikat Q.S. 11 : 12

14) Hati yang tanpa dendam dan bersaudara di surga Q.S. 15 : 47

15) Hati yang dapat menjadi sempit karena perkataan/hinaan orang lain Q.S. 15 : 97

16) Hati yang lapang memeluk Islam, Hati yang sempit tersesat dan sesak seolah-olah sedang mendaki ke gunung (kekurangan oksigen)Q.S. 6 : 125

17) Hati yang diketahui segala isinya oleh Allah Q.S. 39:7

18) Hati yang dibukakan Allah untuk menerima ajaran Islam Q.S. 39:22

19) Hati yang dapat diketahui penghianatannya lewat pandangan mata Q.S. 40 : 19

20) Hati yang menginginkan kebesaran (penghormatan) karena mempertikaikan ayat-ayat Allah Q.S. 40 : 56

21) Hati yang memiliki berbagai keperluan, termasuk kendaraan Q.S. 40:80

22) Hati yang diketahui segala isinya oleh Allah Q.S. 42:24

23) Hati yang boleh lapang dengan kekafiran Q.S. 16:106

24) Hati yang menyimpan rahasia perkataan, tapi Allah Mengetahuinya Q.S. 67 : 13

25) Hati yang di dalamnya menyimpan Al-Quran sebagai ayat-ayat yang nyata Q.S. 29:49

26) Hati yang mudah gentar dan suka berbantah-bantahan, dan Allah Mengetahui isi hati. Q.S. 8 : 41-43

27) Hati yang dapat diketahui tanda-tanda kebenciannya melalui ucapan Q.S. 3 : 118

28) Hati yang boleh marah dan benci. Q.S. 3 : 119

29) Hati yang diuji agar Qalbu dibersihkan. Q.S. 3 153-154

30) Hati yang boleh berkeberatan/protes. Q.S. 4 : 88-90

31) Hati yang ada keselarasan dengan proses terjadinya siang dan malam Q.S. 57:6

32) Hati yang menaruh keinginan-keinginan. Q.S. 59:9

33) Hati yang dapat ditakuti oleh manusia yang tidak takut kepada Allah. Q.S. 59 : 11-13

34) Hati yang di dalamnya ada Qalbu. Q.S. 22 : 45-46

35) Hati yang lega mendapatkan pertolongan Allah Q.S. 9 : 14

Sehingga, jika kita lihat dari ke-16 maklumat yang berhasil dikumpulkan, maka Shadr itu banyak berkaitan dengan fikiran dan perasaan yang sifatnya keduniaan, apalagi jika telah dibisikan oleh syaitan, maka keserakahannya kepada dunia kian menjadi-jadi.
Sehingga jika dihadirkan ujian atau pun perintah-perintah dari Allah, Shadr boleh menjadi lapang (ikhlas) atau sempit (sombong). Dan, yang terpenting adalah bahawa Allah paling tahu isi Shadr. Dengan demikian dapat disimpulkan secara sederhana bahwa prilaku Shadr ialah Mudah terbuka dan Wawasan

KENALI BERBAGAI ASPEK FU’AD

1 Berasal dari kata faidah yang bererti manafaat

2 Fu’ad mendapat manafaat dari melihat, sedangkan hati senang dalam pengetahuan. Sepanjang fu’ad tidak dapat melihat maka hati tidak dapat menggunakan pengetahuannya.

3 Fu’ad adalah tempat ru’yah (melihat) dan bagi hati adalah pengetahuan. Jika pengetahuan dan ru’yah disatukan, sesuatu yang tidak terlihat menjadi sesuatu yang dapat diketahui dan seseoarng hamba menjadi yakin dalam kepercayaanya melalui pengetahuan ru’yah (musyahadah) dan kenyataan akan ru’yah keimanan

4 Fu’ad sebagai tempat ru’yah (melihat) dan dengan ru’yah pula seseorang boleh melihat hal-hal yang ghaib dengan jelas melalui penglihatan hati bukan mata lahir.

5 Perbezaan antara Nur shadari dan Nur hati terletak pada ada tidaknya sekatan yang membatasinya. Bagi Nur Shadari ada batasnya, sedangkan nur hati tidak ada batasnya, sekali pun orang tersebut telah meninggal dunia, nurnya tetap memancar.

6 Fu’ad merupkan tempat makrifat dan rahsia-rahsia serta alat penglihatan batin

7 Setiap kali seseorang mendapat sesuatu manafaat, maka yangpertama kali marasakan manafaatnya adalah fu’ad, lalu qalb.

8 Fu’ad terletak di tengah-tengah qalbu, sedangkan qalbu berada di tengah-tengah shadr.

9 Fu’ad merupakan kemampuan qalbu yang berkaitan dengan pencaindera, mengolah maklumat yang sering dilambangkan berada di dalam otak manusia.

10 Fu’ad mempunyai tanggunjawab pengetahuan yang jujurkepada apa yang dilihatnya. Kemampuan ini cenderung dan selalu merujuk pada ketepatan, kejujuran dan jauh dari sikap bohong. Qalbu diberikan kemampuan berfikir iaitu hati dalam bentuk fu’ad.

11 Ia berkemampuan untuk mengolah, memilih dan memutuskansegala maklumat yang dibaca oleh sentuhan pancaindera.

12 Fu’ad memberi ruang untuk akal, berfikir, bertafakkur, memilih dan mengolah seluruh maklumat yang masuk dalam qalbu manusia. Sehingga lahirlah ilmu pengetahuan yang mempunyai budi pekerti

13 Kandungan kemampuan fu’ad adalah sebagai berikut:

1 Akal: melihat yang nampak, kenyataan, penglihatan
2 Zikir : merasakan, hakikat, penghayatan
3 Fikir : menganalisa yang tidak nampak, filsafat, perenungan (sam’a)

MENGENALI FU’AD

Fu’ad, sebagai hati terdalam, diduga sebagai tempat bersemayamnya ruh suci dari Allah. Itu sebabnya “suara hati” itu diduga berasal dari Fu’ad. Maka jikalau Baitullahnya bumi itu berada di kota Makkah, maka Manusia yang beriman itu Baitullahnya berada di “kota” Fu’ad.

Namun demikian, jika manusia itu tidak beriman, maka tidak akan tahu dimana ruh suci dari Allah itu disemayamkan. Ataukah mungkin jika manusia itu tidak beriman maka akan mirip dengan keadaan zaman jahiliah dahulu , dimana di sekitar Ka’bah (Baitullah) bersusun-susun berhala-berhala yang dilarang 

Jika diperhatikan maklumat yang ada pada Al-Quran yang suci, maka Fu’ad dapat didefinisikan sebagai berikut, perhatikanlah :

1) Hati yang tidak mendustakan Q.S. 53:11

2) Hati yang dibakar di neraka Huthomah Q.S. 104 : 5-7

3) Hati yang semakin kuat ketika dibacakan Al-Quran Q.S. 25 : 32

4) Hati yang boleh menjadi Kosong (frustasi) Q.S. 28 : 10

5) Hati yang dimintai pertanggungjawaban Q.S. 17 : 36

6) Hati yang semakin teguh dengan kisah-kasah dari Rasul Q.S. 11:120

7) Hati yang dipalingkan oleh Allah sehingga sesat Q.S. 6 : 110

8) Hati yang tidak beriman Q.S. 6:113

9) Hati yang bekerja bersama Pendengaran dan Penglihatan Q.S. 46 : 26

10) Hati yang membuat kita menjadi berilmu dan harus kita syukuri Q.S. 16 : 78

11) Hati yang mencintai/cenderung kepada sebagian manusia Q.S. 14:37

12) Hati yang boleh kosong (melamun/mata tak berkedip) Q.S. 14:43

13) Hati yang diaktifkan setelah hadirnya Ruh (pendengaran, penglihatan, dan Fuad) Q.S.32 : 9

Dengan demikian, Fu’ad adalah jenis hati yang pertama kali aktif dan juga yang terakhir kali bertanggungjawab giat kerjanya selama di bumi kepada Allah SWT. Fu’ad adalah watak, memberikan dorongan (misal : cinta) kepada tempat yang kosong. Jika Fu’adnya bercahaya maka insya Allah akan membuat jasad kita bersih dari penyakit fizikal, dan qalbu kita lebih mudah bersih dari penyakit hati. Dengan demikian dapat disimpulkan secara sederhana bahawa watak laku Fu’ad Sangat tertutup dan Rahsia, ia sangat menentukan menjadi Watak Asli.

KENALI BERBAGAI ASPEK LUBB

1 Lubb terdiri dari huruf lam dan huruf ba’. Huruf lam dari kata Al Luthfu. Begitu pula huruf ba’ yang ditasydidkan. Pada hakikatnya huruf ba’ itu dua macam: iaitu huruf ba’ dari kata Al Birru (kebaikan) pada awalnya dan huruf ba , dari kata Al Baqa (kekekalan), juga ba’ dari kata Al barakah (keberkahan)

2 Lubb bererti inti atau relung kesedaran.

3 Lubb adalah tempat tersembunyi pengetahuan tentang Allah yang terlindung dari orang-orang yang terikat dengan dunia, sedangkan istilah Lubb Al Lubb adalah sumber cahaya Ilahi yang terkandung dalam inti dari inti itu sendiri.

4 At Tirmizi melihat perbezaan antara Al Lubb dan Aql walaupun ia bersamaan erti dalam bahasa arab. Seperti halnya, ada perbezaan antara cahaya matahari dan cahaya lampu, meskipun kedua-duanya lampu.

Beliau menambah. Perbezaan antara Lubb dan Aql adalah di saat bila kaitkan dengan ilmu pengetahuan, dengan melihat perbezaaan antara ilmu fekah dan ilmu agama. Bagi beliau, ilmu fekah dari orang yang berilmu berada di dalam dada dan cahayannya berkemabang dengan belajar dan mengamalkannya.

Sebaliknya Pemahaman agama atau ilmu agama merupakan cahaya yang Allah SWT suluh ke dalam hati para hambaNya yang beriman.
Beliau menjelaskan lagi, bahawa Lubb dapat diibaratkan gunung besar dan tempat paling damai, serta kutub yang tidak pernah gelongsor dan bergerak.

5 Al Lubb dalam hati ibarat cahaya di dalam mata atau lampu, juga bagaikan minyak yang tersimpan di dalam biji buah-buahan. Keberadaan Lubb berada di luar jangkauan, namun dia memelihara dan mewarnai di dalamnya serta memberikan bentuk terhadap semuanya.

6 Tingkatan keempat batin manusia sesudah Shadr, Qalb dan Fu’ad.

LUBB (AKAL ATAS/AKAL HATI)

Akal jenis ini disebut Lubb. terletak di dalam inti qalb yang telah dimurnikan dari segala keburukan dan dosa… sebagaimana fungsi akal bawah atau akal fikiran yang terletak pada jasad manusia, yang berfungsi untuk mengenali dan memahami urusan dunia, urusan yang timbul secara nyata, urusan yang sifatnya keduniaaan,

Maka lubb atau akal atas memiliki fungsi yang lebih luhur lagi, karena dia terletak di dalam inti qalb atau nurani manusia, maka dia memiliki kesanggupan untuk dapat mengenal berbagai aspek yang ghaib, aspek ketuhanan, aspek hakikat agama, aspek yang tidak nyata dan aspek agama lainnya…

Seorang manusia yang hatinya masih dibaluti oleh hawa nafsu dan syahwat, maka dia akan merasa sangat sukar untuk dapat menggunakan aspek lubb nya, karena sang hawa nafsu dan syahwatnya cenderung untuk mempengaruhi diri.. berfikir hanya untuk kepentingan dunia semata.

Sementara seorang yang diberi rahmat oleh Allah sehingga jiwa muthmainnahnya pulih semula dan mampu mempengaruhi hawa nafsu dan syahwatnya, maka hadirlah dalam lubb-nya ini Al Haq.

Orang seperti inilah yang dalam Al Qur’an disebut Ulil Albab.

Sesungguhnya yang dimaksudkan dengan Al-Ulama, orang-orang yang berilmu, dalam Al Qur’an atau hadis-hadis Rasulullah SAW adalah orang-orang telah hadir Al Haq dalam lubb-nya.

Sebagaimana terdapat dalam Firman-firman Allah SWT:

Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya, hanyalah Al-Ulama. ( QS. 35:28 )

Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali Al-Alimun (yang berpengetahuan). (QS. 29:43)

Sebenarnya, dia itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu.Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim. (QS. 29:49)

Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, (QS. 58:11)

Al-Ulama itu adalah pewaris dari Nabi-Nabi … Isi langit dan isi bumi meminta ampun untuk Al-Alim (yang berpengetahuan). (HR. Abu Dawud, Ath Turmudzi dari Abi Darda)

Kelebihan Al Alim dari seorang abid, seperti kelebihanku dari orang yang paling rendah dari shahabatku (HR Tirmidzi dari Abi Amamah)

PERILAKU MANUSIA

Perilaku manusia adalah merupakan keputusan yang diambil untuk merepsons segala sesuatu yang dilihatnya.. Keputusan ini terjadi setelah terjadi hubungan antara akal otak (akal) dan akal hati (lubb) nya. ini apabila lubb nya memang sudah bekerja… berfungsi karena kejernihan hatinya dari dosa… tapi bila tidak, maka yang bekerja secara leluasa adalah akal fikiran luarnya… dunianya, baik-buruk hanya ditimbang apa yang nampak pada lahiriyah…

Namun, apabila dalam lubb seorang telah tumbuh Al Haq, maka keputusan tindakannya adalah kesepakatan antara akal dan Al Haq-nya. Sementara Al Haq adalah sebagai petunjuk, hidayah, dan penganugerahan ilmu Allah. Dengan demikian seorang yang telah tumbuh Al Haq dalam dirinya, akan dibimbing Allah untuk mengambil sebuah keputusan.

Firman Allah SWT:

Al Haq itu adalah dari Rabb-mu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu. (QS. 2:147)

“Maka yang benar dan hanya kebenaran itulah yang Kukatakan”. (QS. 38:84)

Allah menganugerahkan akal dalam atau lubb atau akal jiwa, sebagai mata yang ada dalam jiwa yang itu digunakan untuk memahami urusan disebalik dunia ini. Urusan agama atau sesuatu yang menyangkut makna hidup, kenal diri, makrifat kepada Allah hanya boleh dicerna dengan dua mata dalam jiwa itu sendiri.

Indah sekali ungkapan Rasulullah menjelaskan tentang hal ini:

”Tak seorang pun manusia, kecuali memiliki empat mata; dua di kepalanya yang dengannya ia melihat ihwal dunianya, dan dua di hatinya, yang dengannya ia melihat ihwal agamanya” (HR Abu Mansur Ad-Dailami)

Dalam penjelasan lebih jauh lagi, Imam Al-Ghazali menghuraikan dunia Qalbu atau hati ini dengan huraiannya yang sangat halus:

”Setiap sesuatu yang dapat kamu tangkap dengan penglihatan mata kasar, maka ia adalah bahagian dari dunia yang dikenal dengan alam syahadah. Sementara hati bukan termasuk dalam dunia ini, melainkan dunia metafisik, dan kedudukannya di dunia ini sebagai sesuatu yang asing. 

Potongan daging tersebut tersusun dari beberapa unsur, dimana setiap anggota tubuh adalah pasukan-pasukannya, sementara ia sendiri sebagai raja. Ia mempunyai sifat mengenal Allah dan menyaksikan indahnya kehadiran-Nya, ia dikenakan beban kewajiban dan perintah lainnya, ia juga akan mendapatkan pahala dan siksa, mengalami kebahagiaan dan kecelakaan, dan akan selalu diikuti oleh apa yang dinamakan dengan ruh kebinatanagan (ar-ruuh al-hayawaani).

Mengenal hakikat dan sifatnya merupakan kunci untuk mengenal Allah Swt. Dengan demikian, kamu harus berusaha untuk mengenalinya, karena ia merupakan sesuatu perkara mulia yang berasal dari kejadian malaikat, dan kejadian ini berasal dari hadirat Ilahiyah. Dari tempat ini ia datang dan ke tempat ini pula ia kembali.

KENALI BERBAGAI ASPEK SIRR

1 As Sirr ertinya rahsia atau misteri

2 Sebagai pusat kerohanian, akal yang secara perlambangan bertempat di dalam hati, di dalam pusat inilah apa yang dikatakan oleh kalangan ahli hakikat sebagai tempat terjadinya penyatuan dengan Tuhan

3 Ia merupakan hal halus dan lembut (lathifah) dari rahmat Allah

4 Merupakan relung kesedaran paling dalam, tempat hubungan rahsia antara Tuhan (Rabb) dan hambaNya (abd)

5 Inilah tempat paling tersembunyi , di mana Allah memperlihatkan rahsia-rahsiaNya kepada diriNya sendiri

6 Merupakan organ penglihatan ruhani, tumpuan makrifat(pengetahuan Ilahi)

7 Kelembutan As Sirr (Lathifah Al Asrar) lebih lembut, lebih halus jika dibandingkan dengan roh, dan asrar inidianugerahkan Allah kepada mereka yang bebas dari ikatan segala sesuatu selain Allah.